Transparan Bridging ( Transparent Bridge )
Bridge
adalah sebuah perangkat
antar jaringan (internet working) yang merelai frame-frame data dari satu segmen jaringan ke segmen jaringan lain, sehingga menjadikan segmen-segmen jaringan tersebut muncul sebagai sebuah LAN tunggal yang besar, yang disebut sebagai
extended LAN atau bridged LAN.
Secara logika, bridge memisahkan
dua segmen jaringan, dan beroperasi
beroperasi pada jaringan-jaringan yang mempunyai skema pengalamatan lapis data link yang
kompatibel, yaitu pada sub-lapis Medium Access Control
(MAC) (misalnya, IEEE
802.3 ke 802.3 atau 802.3 ke 802.5),
tetapi transparan terhadap
protokol-protokol jaringan dan lapis-lapis yang lebih tinggi. Informasi yang disimpan pada bridge atau
yang disediakan didalam
frame yang sedang ditransmisikan akan membantu bridge
dalam membuat keputusan
perutean. Keputusan yang
akan dibuat oleh bridge terhadap frame yang diterimanya dari sebuah segmen adalah melewatkan frame
tersebut ke segmen berikutnya
(dikenal sebagai forwarding), atau tidak melewatkan frame tersebut ke segmen berikutnya (dikenal sebagai
filtering). Bridge juga akan mencadangkan sebuah karakteristik LAN sebagai sebuah kanal pancar (broadcast).
Gambar
1 menunjukkan sebuah model arsitektur
protokol bridge, dengan hubungan protokol antara berbagai pasangan proses
ditunjukkan oleh garis
horizontal [1]. Dalam pengimplementasian bridge,
ada tiga hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, tiap segmen
(kiri atau kanan) dapat mempunyai lapis
MAC dan fisik sendiri. Tidak ada ketetapan pada masing-masing
sisi. Kedua, LLC dan lapis protokol yang lebih tinggi lewat melalui bridge
secara transparan.
Ketiga, bridge tidak menyediakan kontrol aliran data, oleh karena itu kongesti didalam bridge dapat terjadi.
Bila ini terjadi, maka frame-frame tersebut akan dibuang oleh bridge ini. Oleh karena itu diperlukan suatu
mekanisme proses pada protokol lapis yang lebih tinggi untuk penyembuhannya.
Bridge yang menginterkoneksikan LAN
IEEE-802
secara
langsung disebut
local bridge.
Bridge yang dipergunakan untuk menginterkoneksikan LAN melalui
fasilitas WAN (Wide Area Network) disebut dengan remote bridge.
Sebagaimana dengan local bridge, remote bridge juga
harus memenuhi syarat-syarat tertentu
agar mereka dapat memelihara
dan melindungi karakteristik dasar dari
sebuah yang ada dilingkungan extended LAN.
Operasi
Transparent Bridge
Disebut
Transparet Bridge (TB) karena kemampuan untuk memproses keputusan perelaian/perutean sebuah frame berada
dalam bridge itu
sendiri, sehingga transparan terhadap stasiun-stasiun yang berkomunikasi. TB mendukung
inisialisasi secara otomatis, menyusun sendiri forwarding database, dan beroperasi
tanpa intervensi dari manajer
jaringan,dan tidak memerlukan modifikasi
terhadap sub-lapis MAC yang ada pada masing-masing stasiun ujung. Karena TB beroperasi dibawah batas pelayanan MAC, maka
mereka transparan terhadap
pengoperasian protokol-protokol pada atau diatas
sub-lapis LLC (Logical Link Control).
Gambar 2 menunjukkan sebuah implementasi transparent bridge secara abstrak [2]. TB menerima dan mengirimkan frame pada LAN-LAN yang mereka
interkoneksikan. Sebuah forwarding database dijaga dengan
mengamati
alamat
sumber
dari frame yang diterima pada tiap bandarnya. Frame akan diteruskan
atau
dibuang berdasarkan pada perbandingan alamat tujuan frame
dengan informasi yang dikandung didalam
forwarding database. Oleh karena itu, sebuah frame yang
ditujukan ke sebuah stasiun yang diketahuiberada pada sisi
yang sama dari TB dengan stasiun yang mengirimkan frame tersebut tidak akan diteruskan oleh TB ini
ke sisi
ujung bridged LAN yang satu lagi. Frame-frame yang diteruskan oleh TB hanyalah frame-frame yang ditujukan ke alamat group atau ke alamat stasiun yang lokasinya tidak diketahui. Sebagai tambahan,
informasi tentang topologi jaringan
akan dipertukarkan diantara TB. Informasi ini diperoleh
oleh masing-masing TB
dengan mempergunakan sebuah algoritma
sederhana yang
terdistribusi pada masing-masing TB. Algoritma ini
dipergunakan untuk menjamin bahwa
dalam topologi jaringan tersebut tidak terjadi loop (jalan melingkar), dan algoritma
ini disebut sebagai algoritma Spanning Tree.
Oleh karena
itu, Backes [2] menerangkan bahwa ada tiga fungsi dasar yang dibentuk oleh TB, yaitu:
1. Forwarding
2. Learning
3. Spanning Tree
Forwarding
Forwarding adalah proses keputusan
penerusan sebuah frame yang diterima pada
sebuah bandar TB. Diagram alir ringkasan proses forwarding sebuah frame dilukiskan pada gambar 3.
Bila sebuah frame diterima pada sebuah
bandar bridge, alamat tujuan yang dikandung didalam header frame akan bandingkan dengan informasi
yang dikandung didalam forwarding database.
Forwarding database bridge berisi sebuah daftar
tentang alamat-alamat stasiun group/individu dan informasi
yang menghubungkan alamat-alamat ini ke sebuah bandar bridge
atau lebih. Jika alamat tujuan tidak
dijumpai dalam forwarding database tersebut, maka frame ini akan dikirimkan ke
semua bandar bridge,
kecuali ke bandar dari
mana frame tersebut diterima. Aksi ini
dikenal sebagai pembanjiran (flooding).
Jika alamat tujuan
frame ini dijumpai didalamforwarding
database, dan identifikasi bandar yang disimpan bersama dengan
alamat tujuan tersebut sarna
dengan identifikasi bandar bridge yang telah menerima frame tersebut; maka frame
ini tidak akan diteruskan.
Jika identifikasi
bandar berbeda, maka frame akan
diteruskan ke bandar bridge yang telah diidentifikasi didalam
database itu. Untuk lebih jelasnya, proses ini akan kita terangkan dengan menggunakan diagram yang dilukiskan pada gambar 4.
Tafik pada LAN 1 (misalnya, trafik dari A ke B) dijaga tetap pada LAN 1 dan
tidak direlai ke LAN 2. Trafik dari
LAN 1 ke LAN 2 (misalnya, trafik dari B
ke C) direlai oleh bridge 1, tetapi akan diabaikan oleh bridge 2. Trafik dari LAN
1 ke LAN 3 (misalnya, trafik dari A ke E) direlai oleh bridge 1 dan bridge 2.
Learning
Fungsi
kedua TB adalah mempelajari alamat-alamat
dari stasiun yang berkomunikasi. Hal
ini dilakukan oleh masing-masing TB dengan memonitor bandar masuk dan bandar keluar nya masing-masing.
Sebuah
database dari stasion-stasion yang berkomunikasi dibangun
pada salah satu sisi bridge dengan mendengarkan semua pentransmisian yang terjadi.
Proses ini dikenal sebagai
learning (belajar). Bridge akan menjaga clan menyimpan
sebuah daftar tentang
stasiun-stasiun yang mengirim frame
ke bandarnya. Alamat
sumber dari semua frame yang diterima
tanpa kasalahan dibandingkan terhadap informasi yang ada didalam database. Jika alamat sumber tidak dijumpai didalam database tersebut,
maka alamat ini akan
ditambahkan pada daftar tersebut.
Bridge akan mengingat dari bandar mana sebuah
frame diterimanya. Informasi
ini juga ditambahkan ke database bersama dengan
alamat sumber tersebut. Nilai pewaktu untuk masukan database ini di set wang (reset)
untuk menunjukkan bahwa ini adalah sebuah masukan yang baru. Jadi, bila sebuah frame mengandung alamat sumber yang baru diterima, sebuah masukan dibangun
dalam forwarding database. Masukan ini terdiri dari alamat, identifikasi bandar yang telah melihat alamat ini, dan
pewaktu yang menunjukkan berapa lama alamat tersebut
telah dilihat.
Jika alamat sumber dijumpai telah ada
dalam forwarding database,
dan database menunjukkan bahwa stasion
tersebut telah dilihat sebelumnya pada
sebuah bandar bridge yang
berbeda,
maka identifikasi
bandar
untuk
masukan
tersebut
akan dirnbah untuk menunjukkan bahwa ini adalah informasi
yang baru. Jika informasinya sama, maka ia akan dibiarkan tanpa disentuh.
Dalam hal ini, pewaktu juga akan diset-ulang untuk menandai/menyegarkan kembali masukan ini.
Data akan dibuang dari forwarding database bila pewaktu
untuk masukan tersebut menunjukkan bahwa data adalah
kadaluarsa
(misalnya,
stasion telah
tidak membangkitkan frame untuk sebuah periode
waktu tertentu). Waktu ini dapat
diset oleh manajemen
jaringan, dan biasanya pada tingkat beberapa menit. Sebuah pewaktu singkat juga akan diset bila algoritma spanning tree mendeteksi
sebuah perobahan terjadi
didalam topologi
jaringan. Hal
ini dilakukan
untuk menjamin bahwa bridge secara potensial dapat mengakhiri dengan cepat inforrnasi lama yang sudah kadaluarsa. Untuk lebih jelas, ringkasan proses learning
tersebut dapat dijelaskan dengan
diagram alir pada gambar 5.
|
Fungsi ketiga TB adalah
untuk
menyediakan
kendali seluruh
operasi
perelaian. Hal ini dilakukan
dengan mempergunakan sebuah algoritma yang dikenal
sebagai algoritma Spanning Tree.
Dengan algoritma ini diharapkan pada topologi
jaringan extended LAN tidak
terdapat loop. Anggapan ini dapat
tidak selalu sahib (valid) disebabkan kesalahan konfigurasi, atau keinginan redundansi/tumpang tindih (berlebih). Pelanggan-pelanggan dapat
berkeinginan untuk menyusun bridge
redudansi diantara LAN-LAN,
atau link-linkredundansi
diantara bridge-bridge untuk menyediakan kemampuan
jaringan keseluruhan yang lebih tinggi.
Jika terdapat
jalan jamak (multiple path) didalam bridged LAN, maka proses learning akan dapat membingungkan tentang arab yang diperoleh oleh
stasiun- stasiun ujung. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
packet looping didalam jaringan, seperti yang dijelaskan oleh gambar 6. Jika stasiun A mengirimkan
sebuah paket dengan alamat tujuan yang tidak
diketahui, kedua bridge akan meneruskan paket tersebut. Tiap salinan
yang dihasilkan oleh masing-masing bridge akan diteruskan lagi, dan seterusnya. Loop dalam topologi
tersebut akan menyebabkan
seluruh bridged LAN gagal. Oleh karena itu diperlukan algoritma spanning tree untuk mengobah bentuk setiap topologi mesh sembarang yang terjadi
kedalam topologi tunggal, yaitu topologi
spanning tree. yang tidak melingkar/acyclic.
ALGORITMA
SPANNING TREE
Umum
Proses forwarding
dan learning yang
diterangkan sebelumnya mengangap bahwa topologi dari bridge-bridge
daD LAN-LAN adalah spanning tree.Ini
berarti bahwa disana hanya ada satu jalan
dari bridge dan LAN-LAN antara setiap
dua LAN dalam seluruh bridged LAN.
Hal-hal
yang diperlukan agar algoritma tersebut dapat bekelja dengan baik adalah sebagai berikut:
1). Tiap bridge harus
mempunyai sebuah identifikasi bridge yang unik. Identifikasi
yang unik ini terbuat dari medan prioritas dan sebuah medan
kedua untuk
menjamin keunikan. Medan kedua ini diturunkan
dari alamat stasiun unik yang
diatur
secara global dari bridge. Secara khusus hal ini diperoleh
dari alamat RAM (read only memori) alamat, satu untuk setiap link data.
2). Disana harus ada sebuah alamat group unik yang telah dikenal, yang selalu diterima oleh semua semua bridge pada LAN tersebut. Hal ini adalah bagian dari
arsitektur, dan oleh karena itu tidak perlu
ditandai oleh manajer jaringan.
3). Tiap bandar bridge
harus diidentifikasi secara
unik didalam bridge tersebut. Hal ini disebut sebagai identifikasi bandar.
Oleh karena itu, topologi jaringan yang dibutuhkan oleh TB adalah topologi jaringan yang membentuk
spanning tree. Backes menerangkan bahwa topologi
spanning tree adalah sebuah jaringan
dimana disana hanya
ada satu jalan dari bridge dan LAN antara setiap dua LAN dalam keseluruhan bridged LAN. Dengan
kala lain, disana hanya ada satu jalan dari
LAN 1 ke LAN 2, sehingga kemungkinan teljadinya loop tidak ada.
Bridge-bridge berkomunikasi diantara sesamanya melalui
pesan-pesan yang dikenal
sebagai Hello Bridge Protocol
Data Units (BPDUs). Sebuah bridge akan bertindak menjadi 'akar', dan semua bridge
lain
akan
mengirim frame
dalam arah yang nilainya kurang dari akar tersebut.
Bandar akar adalah bandar dari tiap bridge yang sedang berkomunikasi ke atau dari akar. Akar dipilih tergantung
pada waktu pentransmisian Hello BPDUs, dan keputusan jalan yang diambil adalah jalan dengan nilai
minimum.
Operasi
Algoritma Spanning Tree
Secara nyata, algoritma
spanning tree akan melakukan
perhitungan terhadap topologi jaringan. Perhitungan spanning tree ini
teljadi dengan cara
sebagai berikut: Pertama, sebuah bridge
akar yang unik dipilih.
Selanjutnya, tiap bridge memutuskan yang mana bandar
bridge terletak dalam arah (in the
direction) dari akar tersebut (bandar mereka yang terhubung
ke bridge akar). Ini adalah bandar bridge yang rnelalui jalan termurah ke bridge akar tersebut,
dan disebut bandar akar (root
port). Akhirnya, sebuah
bridge yang unik dipilih
dan diangkat (designated bridge)
untuk
tiap LAN. Bridge ini
adalah bridge yang menawarkan jalan termurah dari LAN
ke bridge akar.
Keadaan
Bandar
Bridge-bridge mungkin menempati
bandar akar, dan semua bandar bridge terhubung ke LAN. Untuk
bridge yang ditunjuk,
bandarnya disebut
dalam keadaan
meneruskan (forwarding state),
dan bandar-bandar
port yang lain disebut dalam
keadan
terkunci (blocking state).
Keadaan bandar bridge tak pernah secara langsung
berobah dari keadaan terkunci ke keadaan meneruskan. Keadaan antara disebut
mendengarkan (listening) dan belajar (learning), digunakan untuk menjamin tidak ada loop sementara
yang
dibentuk ketika topologi
sedang stabil. Bila sebuah bandar bridge memasuki keadaan
mendengar, sebuah pewaktu diinisialisasi ke sebuah nilai yang disebut tundaan maju (forward delay). Pewaktu ini dibolehkan berjalan mundur (run down) sejauh tidak ada
informasi yang diterima untuk menunjukkan bahwa bandar bridge ini tidak akan macet dalam keadaan meneruskan
Dalam keadaan mendengar, informasi protokol spanning tree diterima dan dikirimkan, tetapi trafik stasiun tidak diteruskan ke atau
dari bandar bridge tersebut. Frame yang
tiba pada bandar bridge
tersebut tidak diserahkan ke proses
belajar.
Sekali pewaktu habis, keadaan
bandar
bridge
dirobah ke
belajar, dan pewaktu
diinisialisasi kembali ke
nilai parameter tundaan maju. Sifat dati keadaan
belajar tepat sama dengan keadaan mendengar, dengan pengecualian
bahwa frame- frame diserahkan
ke proses belajar.
Sekali pewaktu tundaan maju
tersebut habis, keadaan bandar bridge
berobah ke keadaan meneruskan.
Seleksi akar
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pengidentifikasi bridge terdiri dari sebuah medan prioritas
dan sebuah medan kedua untuk menjamin keunikan.
Bridge yang dipilih sebagai akar adalah bridge dengan
prioritas terbaik.
Prioritas ini
dapat berupa penandaan bawaan (asli) pada fabrik, atau sebuah yang telah diset
oleh manajemen jaringan.
Bila lebih dari satu bridge yang mempunyai
prioritas yang sama, keputusan
didasarkan keseluruhannya pada medan kedua yang diturunkan dati alamat stasiun
bridge.
Bridge
Protocol Data Unit
Infonnasi yang perlu untuk algoritma spanning tree beroperasi
dipertukarkan diantara bridge dengan menggunakan pesan hello yang
disebut unit data protokol bridge (BPDUs).
Pesan-pesan ini berisi informasi tentang bridge
yang dipercayakan
menjadi akar (pengidentifikasi akar), dan berapa jauh bridge akar tersebut
(nilai
jalan akar).
BPDU
juga
berisi
identitas bridge dan identitas bandar dati bridge pengirim, serta umur informasi yang dikandung dalam BPDU ini (umur
pesan).
Bridge akar mengirimkan BPDUs ini sekali setiap waktu hello (hello time), yaitu 1-4 detik. Bridge yang diangkat
mengirimkan sebuah BPDU pada tiap bandar
bridge yang diangkatnya setiap kali
sebuah BPDU diterima pada bandar-akarnya. Ini berarti bahwa jumlah BPDU yang dikirim
pada LAN tertentu
akan kurang atau sama
dengan jumlah yang dikirim oleh bridge akar.
SEBUAH CONTOH ILUSTRASI
Gambar 7 menunjukkan topologi sampel. Besaran relatif dari tiap identifikasi
bridge diwakili dengan
nomor-nomor yang terdapat dalam masing-masing kotak
yang mewakili bridge.
Identifikasi bandar ditunjukkan dalam tanda kurung
didekat masing-masing bandar bridge.
Bridge 1 dipilih sebagai
akar
karena ia mempunyai identifikasi yang paling
rendah. Karena akar adalah selalu bridge
yang diangkat pada masing-masing LAN- nya,
bridge 1 adalah bridge yang ditunjuk dan diangkat
pacta LAN 1,2 dan 3. Gambar 7 juga menunjukkan bridge yang ditunjuk yang benar untuk tiap LAN yang lain, dan bandar akar yang benar untuk tiap
bridge.Dalarn contoh ini, nilai jalan yang berhubungan dengan tiap bandar bridge adalah sama.
Bridge
3 adalah bridge yang ditunjuk
pada LAN 4, karena selain dari tiga
bridge menawarkan nilai
jalan yang sarna dari akar, bridge 3 mempunyai alamat stasiun yang paling rendah.
Bridge 2 telah memilih
bandar 1 sebagai bandar akar karena nilai ke
akar sama melalui kedua bandar
bridge,
jadi
keputusan
dibiarkan
ke
identifikasi itu
sendiri. Bridge akar, bridge
I, tidak mempunyai bandar akar.
Gambar 8 menunjukkan topologi akhir. Identifikasi dari bridge yang ditunjuk
mengikuti nama dari setiap LAN didalam kurung besar. Garis putus-putus mewakili bandar-bandar bridge dalarn keadaan mengunci. Garis tak putus menunjukkan
bandar-bandar bridge dalam keadaan meneruskan.
BEBERAPA KEMAMPUAN
TAMBAHAN
Perobahan Topologi Jaringan
Bridge yang mempunyai
bandar dalam keadaan terkunci harus tanggap terhadap perobahan
yang terjadi dalam
topologi jaringan dengan menempatkan
bandar-bandar tersebut dalam pelayanan yang
diperlukan. Sebagai
contoh, jika bridge 5
gagal, ia akan terputus
mengirirnkan BPDUs. Bridge
7 akan mengakhiri bridge 5 sebagai
bridge yang ditunjuk
pada LAN 6 saat pewaktu yang disebut
sebagai 'umur maksimum' (max age) habis. Setelah waktu tunda
berakhir dan ditambah sebesar dua kali waktu tundaan
maju, maka bridge 7 akan memulai untuk meneruskan trafik ke dan dari
LAN 6.
Setiap kali keadaan
sebuah bandar bridge berobah dalam meneruskan trafik, maka sebuah pemberitahuan perobahan
topologi jaringan
dikirim dalam arah bridge
akar. Dengan menggunakan protokol yang andal, bridge induk akan mengirimkan
pemberitahuan ini pada induk-induk berikutnya sampai ia mencapai bridge akar.
Penerimaan pemberitahuan ini akan menyebabkan bridge akar mengumumkan sebuah bendera seleksi
umur masukan singkat (short entry age selection)
didalam tiap BPDU-nya
selama periode waktu tertentu. Hal
ini berguna untuk memberitahu setiap bridge dalam jaringan
dengan cepat bahwa masukan dalam forwarding database mereka akan diakhiri dan tak bisa dipakai
lagi. Hal ini dikarenakan setelah perobahan topologi jaringan, stasiun-stasiun dapat berada dalam
arah yang baru dengan berpatokan ke bridge.
Ingat bahwa hanya satu bridge yang
bertanggung jawab untuk pengiriman
BPDU pada masing-masing LAN. Dalam semua hal, kehabisan umur maksimum menyebabkan sebuah pemilihan barn untuk bridge yang ditunjuk untuk menjadi penghasil (BPDUs) pada sebuah LAN.
Tuning Topologi Jaringan
Adalah sesuatu
yang mungkin untuk
menyesuaikan (tune) parameter dari algoritma spanning tree untuk memberi patokan
awal pada sebuah topologi yang
diinginkan secara logika. Prioritas
akar
akan
mempengaruhi
keputusan
tentang
bridge yang akan menjadi akar. Secara
umum, barangkali lebih banyak trafik
mengalir melalui LAN yang lebih dekat ke akar. Pada topologi jaringan tulang punggung, penandaan prioritas akar yang lebih baik diberikan untuk bridge yang terhubung secara langsung
ke jaringan tulang punggung tersebut.
Nilai sebuah jalan dapat diatur untuk menunjukkan kecepatan sebuah LAN.
LAN dengan kecepatan lebih rendah dapat
ditandai dengan harga yang lebih tinggi
sedemikian rupa, sehingga
penempatan mereka dalam spanning tree hanya bila
tidak ada link
utama yang berkecepatan tinggi (hanya menjadi pilihan terakhir
saja).
KESIMPULAN
IEEE 802.1 telah mengevaluasi beberapa skema bridge, meliputi TB dan Source Routing
(SR), dan telah memilih TB
sebagai standar tunggal untuk
interkoneksi semua LAN 802. TB ini mempunyai pendekatan yang sederhana tetapi kuat. Mereka tidak membutuhkan operasi manual untuk menyusun mereka. TB juga dapat
dipasang secara langsung sebagaimana yang disusun oleh
pabrinya, dan dapat beroperasi dalam jaringan secara benar.
TB mempelajari lokasi-lokasi stasiun
ujung
dengan
mengamati alamat
sumber. Mereka memfilter trafik lokal
dengan membandingkan alamat tujuan dari
frame tersebut dengan tabel alamat sumber yang dipelajari. TB dapat beradaptasi
dengan cepat terhadap perubahan topologi jaringan dan perubahan pergerakan
stasiun tanpa intervensi manajemen. Bagaimanapun,
manajemen jaringan dapat digunakan
untuk memaksa/memperkuat topologi
yang diinginkan.
sumber :
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1420/1/elektro-arman%20sani3.pdf
sumber :
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1420/1/elektro-arman%20sani3.pdf
Post a Comment